Pertolongan Pertama Pada Sakaratul Maut

<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyHi1Lw60hhGCgIFueHlFL1LRXjG0z5o3_Pbd0TMmVLdiiat_obc2kNHCqBhBCH5-scC866vcc8_uCjgwz8zR7JPtnLKxqIWbw4ADXeoPnTLDtV_yKYeyZbRIRiuvBctz-12iSTX-FLN7d/s1600/maut.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyHi1Lw60hhGCgIFueHlFL1LRXjG0z5o3_Pbd0TMmVLdiiat_obc2kNHCqBhBCH5-scC866vcc8_uCjgwz8zR7JPtnLKxqIWbw4ADXeoPnTLDtV_yKYeyZbRIRiuvBctz-12iSTX-FLN7d/s1600/maut.jpeg" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />HAL-HAL YANG DIKERJAKAN KETIKA SESEORANG SAKARATUL MAUT :<br /> <br /> <blockquote class="tr_bq"> <b>1.</b> Mentalqin (menuntun) dengan bacaan Laa ilaaha illallah.<br /> <br /> Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله</div> Tuntunlah orang yang akan mati di antara kalian dengan bacaan Laa ilaha illallah. [HR Muslim].<br /> <br /> Dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ</div> Barangsiapa yang akhir perkataannya Laa ilaha illallah, dia akan masuk surga. [HR Al Bukhari].<br /> <br /> Apabila berbicara dengan ucapan yang lain setelah ditalqin, maka diulangi kembali, supaya akhir dari ucapannya di dunia kalimat tauhid.</blockquote> <br /> <blockquote class="tr_bq"> <b>2.</b> Berdo’a untuknya dan tidak berkata kecuali yang baik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> إِذَا حَضَرْتُمْ الْمَرِيضَ أَوْ الْمَيِّتَ فَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ</div> Apabila kalian mendatangi orang sakit atau orang mati, maka janganlah berkata kecuali yang baik, karena sesungguhnya malaikat mengamini yang kalian ucapkan. [HR Muslim, Al Baihaqi dan yang lainnya].<br /> <br /> Tanda-Tanda Kematian:<br /> Para ulama menyebutkan beberapa tanda, bahwa seseorang sudah bisa dikatakan mati. Di antaranya:<br /> <br /> a. Terhentinya nafas.<br /> b. Kedua pelipisnya melemas.<br /> c. Hidung menjadi lunak.<br /> d. Kulit wajahnya menjadi lebih panjang.<br /> e. Terpisahnya kedua telapak tangan dari kedua lengannya.<br /> f. Kedua kakinya melemas dan terpisah dari kedua mata kaki.<br /> g. Tubuh menjadi dingin.<br /> h. Tanda yang sangat jelas, yaitu adanya perubahan bau pada tubuhnya. [Lihat Fiqhun Nawazil, Syaikh Bakr Abu Zaid (1/227), Asy Syarhul Mumti' (5/331)].<br /> <br /> Tanda-tanda di atas diketahui dengan tanpa menggunakan alat, dan ada tanda lain yang bisa diketahui dengan alat-alat kedokteran.</blockquote> <br /> <blockquote class="tr_bq"> <b>3.</b> Tidak mengapa bagi seorang muslim untuk mendatangi seorang kafir yang dalam keadaan sakaratul maut untuk menawarkan kepadanya agama Islam.<br /> <br /> Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Dahulu ada seorang budak Yahudi yang melayani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika dia sakit, maka Rasulullah menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepalanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِ</div> <br /> Masuklah ke dalam agama Islam, maka dia melihat ke arah bapaknya yang berada di sampingnya. Bapaknya berkata: “Taatilah Abul Qasim (ya’ni Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam).” Maka dia masuk Islam, kemudian Rasulullah keluar, dan Beliau berkata: “Segala puji bagi Allah Yang telah menyelamatkan dia dari neraka.” [HR Al Bukhari].</blockquote>

Pertolongan Pertama Pada Sakaratul Maut

Kamis, November 07, 2013

HAL-HAL YANG DIKERJAKAN KETIKA SESEORANG SAKARATUL MAUT : 1. Mentalqin (menuntun) dengan bacaan Laa ilaaha illallah. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَ… Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »

Hiburan bagi yang Mendapatkan Musibah

<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5yDSOgaCOASevnREdCHDF9z3sfFbznS6rJC1IdtOWyFiVm5HVSUTsOo4shX4iSKGcaNJD_kMXT2HOxlmTWcBeu79IAjLlE5Otn09vY_VHEmNUZvaXI8MUZYwU5dVvhU_-6ysi1dHdrINs/s1600/hikmah-musibah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-right: 1em;"><img border="0" height="130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5yDSOgaCOASevnREdCHDF9z3sfFbznS6rJC1IdtOWyFiVm5HVSUTsOo4shX4iSKGcaNJD_kMXT2HOxlmTWcBeu79IAjLlE5Otn09vY_VHEmNUZvaXI8MUZYwU5dVvhU_-6ysi1dHdrINs/s320/hikmah-musibah.jpg" width="200" /></a>Berikut adalah beberapa nasehat dari ayat al Qur’an, hadits dan perkataan ulama yang semoga bisa menghibur setiap orang yang sedang mengalami musibah.<br /> <br /> Musibah Terasa Ringan dengan Mengingat Penderitaan yang Dialami Orang Shalih<br /> <br /> <blockquote> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> لِيَعْزِ المسْلِمِيْنَ فِي مَصَائِبِهِمْ المصِيْبَةُ بي</div> <br /> “Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.”<span style="color: #990000;">[1]</span><br /> <br /> Dalam lafazh yang lain disebutkan.<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> مَنْ عَظَمَتْ مُصِيْبَتُهُ فَلْيَذْكُرْ مُصِيْبَتِي، فَإِنَّهَا سَتَهَوَّنُ عَلَيْهِ مُصِيْبَتُهُ</div> <br /> “Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku. Ia akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.”<span style="color: #990000;">[2]</span> Ternyata, musibah orang yang lebih sholih dari kita memang lebih berat dari yang kita alami. Sudah seharusnya kita tidak terus larut dalam kesedihan.</blockquote> <br /> <blockquote> <b>Semakin Kuat Iman, Memang Akan Semakin Terus Diuji</b><br /> <br /> Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً</div> <br /> “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> « الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »</div> <br /> “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”<span style="color: #990000;">[3]</span></blockquote> <br /> <blockquote> <b>Di Balik Musibah, Pasti Ada Jalan Keluar</b><br /> <br /> Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا</div> <br /> “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)<br /> <br /> Ayat ini pun diulang setelah itu,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا</div> <br /> “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)<br /> <br /> Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”<span style="color: #990000;">[4]</span><br /> <br /> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً</div> <br /> “Bersama kesulitan, ada kemudahan.”<span style="color: #990000;">[5]</span></blockquote> <br /> <blockquote> <b>Merealisasikan Iman adalah dengan Bersabar</b><br /> <br /> ‘Ali bin Abi Tholib mengatakan,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.</div> <br /> “Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.”<span style="color: #990000;">[6]</span><br /> <br /> Musibah Awalnya Saja Terasa Sulit, Namun Jika Bersabar akan Semakin Mudah<br /> <br /> Hudzaifah ibnul Yaman mengatakan,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> إِنَّ اللهَ لَمْ يَخْلُقْ شَيْئاً قَطٌّ إِلاَّ صَغِيْراً ثُمَّ يَكْبَرُ، إِلاَّ المصِيْبَة فَإِنَّهُ خَلَقَهَا كَبِيْرَةً ثُمَّ تَصْغُرُ.</div> <br /> “Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan dari yang kecil hingga yang besar kecuali musibah. Adapun musibah, Allah menciptakannya dari keadaan besar kemudian akan menjadi kecil.”<span style="color: #990000;">[7]</span> Allah menciptakan segala sesuatu, misalkan dalam penciptaan manusia melalui tahapan dari kecil hingga beranjak dewasa (besar) semacam dalam firman Allah,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا</div> <br /> “Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua.” (QS. Ghofir: 67)<br /> <br /> Namun untuk musibah tidaklah demikian. Musibah datang dalam keadaan besar, yakni terasa berat. Akan tetapi, lambat laut akan menjadi ringan jika seseorang mau bersabar.</blockquote> <br /> <blockquote> <b>Bersabarlah Di Awal  Musibah</b><br /> <br /> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى</div> <br /> “Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah.”[8] Itulah sabar yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika telah mengeluh lebih dulu di awal musibah.</blockquote> <br /> <blockquote> <b>Pahala Orang yang Mau Bersabar Tanpa Batas</b><br /> <br /> Ingatlah janji Allah,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ</div> <br /> “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan bahwa  ganjarannya tidak bisa ditakar dan ditimbang. Ibnu Juraij mengatakan bahwa pahala bagi orang yang bersabar tidak bisa dihitung sama sekali, akan tetapi ia akan diberi tambahan dari itu. Maksudnya, pahala mereka tak terhingga. Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa balasan bagi orang yang bersabar adalah surga.<span style="color: #990000;">[9]</span></blockquote> <br /> <blockquote> <b>Akan Mendapatkan Ganti yang Lebih Baik</b><br /> <br /> Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /> <br /> <div style="text-align: right;"> أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.</div> <br /> “Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”<span style="color: #990000;">[10]</span></blockquote> <br /> <blockquote> Do’a yang disebutkan dalam hadits ini semestinya diucapkan oleh seorang muslim ketika ia ditimpa musibah dan sudah seharusnya ia pahami. Insya Allah, dengan ini ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik.<br /> <br /> Semoga yang mendapati musibah semakin ringan menghadapinya dengan sedikit hiburan ini. Semoga kita selalu dianugerahi kesabaran dari Allah Ta’ala.<br /> <br /> Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. </blockquote> <br /> <blockquote> Diselesaikan pada malam 11 Muharram 1431 H di Panggang-Gunung Kidul (kediaman mertua tercinta)<br /> <br /> Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal<br /> <br /> Artikel www.muslim.or.id</blockquote> <br /> <blockquote> <span style="color: #990000;">[1]</span> Shahih Al Jami’, 5459, dari Al Qosim bin Muhammad. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[2]</span> Disebutkan dalam Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu ‘Abdil Barr, hal. 249, Mawqi’ Al Waroq.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[3]</span> HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[4]</span> Taisir Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 929, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[5]</span> HR. Ahmad no. 2804. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[6]</span> Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, hal. 250.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[7]</span> Idem.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[8]</span> HR. Bukhari no. 1283, dari Anas bin Malik.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[9]</span> Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 7/89, Dar Thoyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H.<br /> <br /> <span style="color: #990000;">[10]</span> HR. Muslim no. 918. </blockquote>

Hiburan bagi yang Mendapatkan Musibah

Kamis, November 07, 2013

Berikut adalah beberapa nasehat dari ayat al Qur’an, hadits dan perkataan ulama yang semoga bisa menghibur setiap orang yang sedang mengalami musibah. Musibah Terasa Ringan dengan Mengingat Penderitaan yang Dialami Orang Shalih Rasulullah shallallahu… Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »

Kisah Wanita Cantik

<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlIGycJY_Ut9arNg5ae_j0yyfnAn15ZDYeLzyIxpdSVKfnQlEHUfR9UZoswAnmKrmkuuwaOZh0z5F_ShUMoyQEERZ34_VN9vqf1HNdnO97I11RivEJCWBNRNvs71F5Tr5NQCxK80eWhUM/s1600/istri-sholehah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-right: 1em;"><img border="0" height="330" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlIGycJY_Ut9arNg5ae_j0yyfnAn15ZDYeLzyIxpdSVKfnQlEHUfR9UZoswAnmKrmkuuwaOZh0z5F_ShUMoyQEERZ34_VN9vqf1HNdnO97I11RivEJCWBNRNvs71F5Tr5NQCxK80eWhUM/s320/istri-sholehah.jpg" width="200" /></a>Ketika menelusuri sebuah jalan di kota Bashrah, Al Atabi melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang bersendau gurau dengan seorang lelaki tua buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa.<br /> <br /> Al Atabi yang penasaran kemudian memberanikan diri bertanya kepada wanita itu. “Siapa laki-laki tersebut?”<br /> “Dia suamiku”<br /> <br /> “Kamu ini cantik dan menawan, bagaimana kamu dapat bersabar dengan suami yang jelek seperti itu? Sungguh, ini adalah sesuatu yang mengherankan” Al Atabi meneruskan pertanyannya.<br /> “Barangkali karena mendapatkan wanita sepertiku, maka ia bersyukur. Dan aku mendapatkan suami seperti dirinya, maka aku bersabar. Bukankah orang yang sabar dan syukur adalah termasuk penghuni surga? Tidak pantaskah aku bersyukur kepada Allah atas karunia ini?”<br /> <br /> Al Atabi kemudian meninggalkan wanita itu disertai kekaguman. Ulama Al Azhar, Dr Mustafa Murad, juga kagum dengan wanita itu sehingga memasukkan kisah ini dalam bukunya Qashashush Shaalihiin. Kedua ulama tersebut tidaklah kagum kepada wanita itu karena kecantikannya. Mereka kagum karena agamanya.<br /> <br /> Dan benarlah pesan Rasulullah: “Wanita itu dinikahi karena empat hal; karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> Wanita yang baik agamanya, ketika ia kaya, ia tidak sombong. Ia justru dermawan, suka berinfaq dan mendukung perjuangan dakwah suami dengan hartanya.<br /> <br /> Wanita yang baik agamanya, ketika ia memiliki kedudukan tinggi dan nasab yang mulia, ia tidak menghina orang lain. Ia justru menjadi wanita yang mulia dan menggunakan kedudukannya untuk membela kebenaran.<br /> <br /> Wanita yang baik agamanya, ketika ia cantik, ia tidak membuat suaminya resah. Ia justru menjadi penghibur hati dan penyejuk mata bagi suaminya tercinta. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

Kisah Wanita Cantik

Kamis, November 07, 2013

Ketika menelusuri sebuah jalan di kota Bashrah, Al Atabi melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang bersendau gurau dengan seorang lelaki tua buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa. Al Atabi yang penasaran k… Baca selengkapnya »

Baca selengkapnya »