Dhaif Riyadhus Shalihin

Nama Ebook: Dhaif Riyadhus Shalihin<br /> Penyusun : Abu Zuhdy Munir A. Badjeber<br /> Compile chm by: Yoga Buldozer from http://www.kampungsunnah.co.nr<br /> Format File: chm, ukuran File:  68,25 kb, Download/ unduh: <a href="https://sites.google.com/site/asdhardjie/home/Dhaif%20Riyadhus%20Shalihin.zip?attredirects=0&d=1"><span style="color: #09abf7;">disini</span></a><br /> <br /> <b>Pengantar:</b><br /> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv_8eiApyNT-OPFFihGYmUg4lyJX15lEv9f5wnSvhyg8ZcekmS_iNA6ESbGBP3owMSeDCmWs2jczrdLcZ-61ZTzh_5mQRbUaYIUZznz2T1kARwqPzKO4HSqp647OySwvokIoM9XSx-0JXG/s1600/dhoif+riyadhusshlaihin.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-left: 1em;"><img border="0" height="70" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv_8eiApyNT-OPFFihGYmUg4lyJX15lEv9f5wnSvhyg8ZcekmS_iNA6ESbGBP3owMSeDCmWs2jczrdLcZ-61ZTzh_5mQRbUaYIUZznz2T1kARwqPzKO4HSqp647OySwvokIoM9XSx-0JXG/s200/dhoif+riyadhusshlaihin.jpg" width="70" /></a>Kitab <b>Riyadhus Shalihin</b> buah karya dari <b>Imam An-Nawawi</b> merupakan salah satu kitab yang paling banyak dikaji oleh kaum muslimin, namun sungguh tiada kitab yang sempurna kecuali Kitabullah (Al-Qur’an); Dalam <b>Riyadhus Shalihin</b> terdapat beberapa hadits <b>dhaif</b>, alhamdulillah <b>Abu Zuhdy Munir A. Badjeber</b> menyusun <b>Dhaif riyadhus shalihin</b> berdasarkan takhrij hadits dari <b>Imam Muhammmad Nashiruddin Al-Albani</b> dalam banyak karyanya, dilengkapi dengan pendapat <b>Syaikh Salim bin Id Al Hilali </b>dan <b>Syaikh Syu’aib Al Arnauth</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /> Apa yang dilakukan penyusun merupakan nasehat dan peringatan bagi kita semua agar berhati-hati, bukankah Rasulullah صلي الله عليه وسلم telah bersabda:</div> <br /> ”Man kadzaba a’laiya muta’ammidan palyatabawwa maq’adahu minannaar”.<br /> <br /> Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah SAW <b>”Barang siapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka”</b>. Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Muslim (1/8) dll.<br /> <br /> <b>Baca juga</b>: <a href="http://asdhar.blogspot.com/2013/10/bahayanya-hadits-lemah-dan-palsu.html"><span style="color: #09abf7;">BahayaNya Hadits Lemah dan Palsu</span></a>

Dhaif Riyadhus Shalihin

Nama Ebook: Dhaif Riyadhus Shalihin Penyusun : Abu Zuhdy Munir A. Badjeber Compile chm by: Yoga Buldozer from http://www.kampungsunnah.co....

Baca selengkapnya »

Mengakui Kebodohan Diri Sendiri

<blockquote> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrnC0WEQqmS5hQMUDxB6UyCPYn7uR8DapqINOfx8nZuBSz1CGq-BSEo1_q1s7Vjykz7lsGl68W6fkLypmiN3Zj4Y269Hn3GTCVkUkp3kdloktqpBSLDXSLlLjMfGrD4BIoHMOtGLALDZP7/s1600/logikamengakuikebodohanmerupakankejujurandanmulia.gif" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrnC0WEQqmS5hQMUDxB6UyCPYn7uR8DapqINOfx8nZuBSz1CGq-BSEo1_q1s7Vjykz7lsGl68W6fkLypmiN3Zj4Y269Hn3GTCVkUkp3kdloktqpBSLDXSLlLjMfGrD4BIoHMOtGLALDZP7/s200/logikamengakuikebodohanmerupakankejujurandanmulia.gif" width="200" /></a>Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Beruntunglah orang yang bersikap adil di hadapan Rabbnya. Sehingga dia pun mau mengakui kebodohan dirinya sendiri tentang ilmu yang dia miliki.<br /> <br /> Betapa bodohnya dia tentang cacat-cacat yang ada di dalam amalnya. Betapa bodohnya dia tentang aib-aib yang ada pada dirinya sendiri. Dan betapa jelek kualitas pengabdiannya kepada Allah. Begitu zalim mu’amalahnya kepada Allah.<br /> <br /> Kalau pun Allah menghukumnya gara-gara dosa yang dia perbuat, maka dia memandangnya sebagai bentuk keadilan dari-Nya. Dan apabila dia tidak dihukum oleh-Nya maka baginya itu merupakan karunia dari-Nya.<br /> <br /> Kalau dia bisa melakukan kebaikan maka dia pun memandang hal itu sebagai salah satu bentuk karunia dan sedekah Allah kepada dirinya. Dan kalau kemudian Allah menerima amalnya maka itu adalah kenikmatan dan sedekah yang kedua. Kalaupun seandainya Allah menolak amalnya maka itu berarti amal (jelek) semacam itu memang tidak layak dipersembahkan kepada-Nya.<br /> <br /> Kalau dia melakukan keburukan maka dia memandangnya sebagai akibat dari lepasnya pertolongan dan perhatian Allah kepadanya, dan juga karena Allah tidak lagi mau menjaga dirinya, dan itu adalah tindak keadilan-Nya kepada dirinya. Maka dia bisa menyaksikan betapa butuhnya dia kepada Rabbnya, dan betapa zalim ia kepada dirinya sendiri. Maka kalau Allah berkenan mengampuni dosanya, maka itu semata-mata terjadi karena kebaikan, kedermawanan dan kemurahan dari-Nya.<br /> <br /> Inti dari persoalan ini adalah dia senantiasa memandang Rabbnya selalu berbuat kebaikan. Adapun dirinya dia pandang sebagai orang yang berbuat kejelekan, meremehkan, atau telah meninggalkan kewajiban. Sehingga dia dapat melihat bahwa segala hal yang menggembirakannya merupakan bagian dari karunia Rabbnya kepada dirinya dan kebaikan untuknya. Sedangkan segala sesuatu yang membuatnya susah adalah akibat dosanya sendiri dan bentuk keadilan yang Allah terapkan baginya…” (al-Fawa’id, hal. 36).</blockquote>

Mengakui Kebodohan Diri Sendiri

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Beruntunglah orang yang bersikap adil di hadapan Rabbnya. Sehingga dia pun mau mengakui kebodohan di...

Baca selengkapnya »