Cara kesatu: Memilih Istri Dengan Baik.
Oleh: Syaikh Muhammad Shalih al Munajjid.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nūr: 32)
Sepatutnya orang yang hendak membentuk rumah tangga itu memilih istri yang saleh, yang sesuai dengan kriteria berikut ini.
Seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. “Wanita itu biasanya dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena keagamaanya. Maka, utamakanlah keadaan keagamaannya niscaya engkau akan beruntung.” Muttafaq ‘alaih (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 3621, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Lihat Fathul Bari, IX: 132)
Seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. “Dunia ini seluruhnya adalah kesenangan. Tetapi, sebaik-baik kesenangan di dunia adalah istri yang saleh.” (HR. Muslim no 1468. Dan an-Nasa’i dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahih al-Jami’ no. 5231)
Seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. “Hendaknya kalian memiliki hati yang selalu bersyukur, lidah yang selalu berdzikir, dan istri mukminah yang menolongnya melakukan urusan akhirat.” (HR. Ahmad V: 282, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Tsuban radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahih al-Jami’ no 5231)
Di dalam riwayat lain dinyatakan, “Dan, istri yang saleh yang membantumu dalam urusan duniamu dan akhiratmu. Ia adalah sebaik-baik perbendaharaan bagi manusia.” (HR. Baihaqi dalam asy-Sya’b dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahih al-Jami’ no 4286)
Seperti yang disebutkan dalam hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. “Nikahilah wanita yang penyayang dan peranak, sebab aku akan membanggakan kalian di hadapan para nabi kelak di hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad III: 245. Dari Anas dan dalam irwa’ al-Ghalil VI: 195. Dinyatakan sebagai hadits shahih)
Seperti yang disebutkan dalam hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. “Hendaknya kalian menikahi wanita yang perawan sebab mereka itu adalah lebih kuat kandungannya dan lebih sedap mulutnya dan lebih rela menerima yang sedikit. (Dalam riwayat lain dinyatakan. ‘Lebih sedikit tipuannya.’)” (HR. Ibnu Majah no 1861, terdapat dalam Silsilah ash-shahihah no 623)
Jika wanita saleha merupakan salah satu dari empat perkara yang mendatangkan kebahagiaan maka wanita yang buruk (jahat) adalah salah satu dari empat perkara yang mendatangkan penderitaan, seperti yang disebutkan dalam hadits.
“Di antara yang mendatangkan kebahagiaan itu ialah perempuan yang saleh yang jika kamu melihatnya maka akan membuat terheran-heran, dan jika kamu meninggalkannya berpergian maka dia akan menjamin keamanannya pada dirinya dan hartamu. Dan, antara yang mendatangkan penderitaan ialah wanita yang jika kamu melihatnya akan bersikap buruk padamu dan melontarkan kata-kata yang kasar kepadamu, dan jika kamu meninggalkannya pergi maka kamu tidak akan merasa aman pada dirinya dan hartamu.” (HR. Ibnu Hibban dan lainnya, terdapat dalam kitab as-Ssilsilah ash-Shahihah no 272)
Demikian pula sebaliknya, haruslah melihat secara teliti kepada lelaki yang datang meminang seorang muslimah, dan untuk menyetujuinya diperlihatkan syarat-syarat sebagai berikut:
“Jika datang kepadamu orang yang engkau sukai agama dan akhlaknya maka nikahkanlah ia dengan (anak gadismu). Jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi serta keboborokan yang luas.” (HR Ibnu Majah no 1967. Terdapat dalam kitab as-Ssilsilah ash-Shahihah no 1022)
Tetapi dalam semua itu, haruslah diajukan pertanyaan dengan baik dan menyelidiki secara teliti serta menghimpun berbagai informasi dan mencari kepastian dengan sumber-sumber informasi dan berita-berita, agar tidak merusak rumah tangga dan tidak menjadi hancur.
Seorang lelaki yang saleh yang menikah dengan wanita yang saleh akan membangun rumah tangga yang saleh pula. Sebab, suatu tanah yang baik akan menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang baik pula dengan izin Allah, sedangkan tanah yang buruk tidak akan menghasilakan, selain tumbuhan yang tidak subur.
Artikel: asdhar.blogspot.com
[Disaling dari buku: 40 cara mencapai keluarga bahagia. hal 19-23 Judul asli: Nsiihatu Li Ishlahil Buyuuti. Karya Syaikh Muhammad Shalih al Munajjid. Penerbit: Gema Insani. Jl. Ir. H. Juanda, Depok 16418 Indonesia. Telepon: (021) 021 770 8891-3. Fax: (021) 770 8894. Email: toko@gemainsani.co.id Layanan SMS: 0815 8686 8686]