Bersabar berada diantara kedudukan marah dan bodoh. Jika seorang memenuhi hasrat kemarahannya tampa dipikirkan dan kebijaksanaan, maka ia akan terjatuh pada kehinaan, jika ia rela dengan kezaliman dan penindasan, maka ia dalam kehinaan juga, tetapi jika ia menanganinya dengan kesabaran, meskipun ia mampu marah, maka ia dalam keuntungan.

Karena itu, kesabaran adalah sikap tenang dan tidak terburu-buru ketika sedang marah, karena ia pandai memaafkan kesalahan orang lain dan ia pandai mengendalikan emosinya. Karena itu, Allah Azza wa Jalla mengawali salah satu firman-Nya dengan menyebut menahan emosi, karena menahan emosi sama dengan bersabar ketika marah dan mempertimbangkan akibat kemarahannya, apakah akan mendatangkan kebaikan atau keburukan. Seorang yang pandai menahan emosinya adalah seorang yang sempurna akal dan ilmunya.

Selanjutnya, sikap ramah-tamah yaitu sikap yang penuh hati-hati dan penuh perhitungan, tidak gegabah dalam menyelesaikan suatu masalah, karena itu seorang yang memiliki sifat ini, maka ia adalah seorang yang dapat mengendalikan emosinya. Sifat seperti ini diperlukan, kecuali dalam masalah-masalah yang bersangkutan dengan akhirat. Sifat ini harus lebih didahulukan pelaksanaannya, karena akan menunjukkan seorang pada kebaikan.

Selanjutnya, sikap lemah-lembut. Sikap ini hanya dapat dijalankan oleh seorang yang mempunyai sikap sebelumnya. Yaitu sikap lemah-lembut kepada setiap muslim, agar dapat mewujudkan persaudaraan, kesatuan, saling mengasihi dan saling tolong-menolong dengan sesama orang-orang yang beriman.

Allah Azza wa Jalla berfirman: "..dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." {QS. 'Āli `Imrān:134}

Allah Azza wa Jalla berfirman: "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." {QS. Al-'A`rāf:199}

Firman Allah diatas menyimpulkan semua budi pekerti yang mulia, karena didalamnya menyuruh orang bersilaturahmi terhadap yang memutuskannya, memberi bantuan terhadap orang yang tidak mau memberi dan memaafkan terhadap orang yang menzalimi.

Tidak diragukan lagi bahwa seorang yang mentaati manusia akan menyuruh tiga keadaan:
1. ia akan menyeruh orang lain apa saja yang mendatangkan kebaikan bagi mereka.
2. ia akan menerima ketaatan apa saja yang diberikan oleh mereka.
3. Baginya manusia ada yang setuju dan ada yang memusuhi, ia wajib menghadapi segala sesuatunya. Ia wajib menyuruh mereka berbuat kebajikan yang akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka.

Allah Azza wa Jalla berfirman: "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." {QS. Fushshilat: 34-36}

Allah Azza wa Jalla berfirman: "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." {QS. Asy-Syura: 43}

Firman Allah diatas memuji orang-orang yang selalu bersabar dan memaafkan kesalahan orang lain, bagi mereka disediakan pahala yang besar.

Dari ibnu Abbas ra., ia berkata: "Rasulullah saw. bersabda kepada Abdul Qais yang terluka: "Sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai Allah, yaitu santun dan sabar." {HR. Muslim: 17,25}

Dari Aisyah ra., ia berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelemah-lembutan dalam segala hal." Muttafaq alaih {HR. Bukhari: 6927 dan Muslim: 2165}

Dari Aisyah ra., ia berkata: "Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya bersikap lemah-lembut dalam sesuatu, berarti memperhindahnya dan tidak adanya sikap lemah-lembut dalam sesuatu, berarti memperjeleknya." {HR. Muslim: 2594}

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: "Ada seorang Badui kencing didalam masjid, kemudian orang-orang bangkit untuk memukulnya, tetapi Nabi saw. melarangnya dan bersabda: "Biarkan ia, tuangkanlah pada kencing itu setimba air. Sesungguhnya aku diutus untuk mempermudah bukan mempersulit." {HR. Bukhari: 220}

Dari Anas ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: "Permudahlah dan jangan kalian mempersulit, gembirakanlah dan jangan kalian menakut-nakuti!" Muttafaq alaih {HR. Bukhari: 69 dan Muslim: 1734}

Dari Jarir ibn Abdullah ra., ia berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang terhalang untuk bersikap lemah-lembut, berarti ia terhalang untuk berbuat berbagai macam kebaikan." {HR. Muslim: 2592}

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: "Ada seorang laki-laki yang meminta wasiat kepada Nabi saw: "Berilah saya wasiat!" Beliau bersabda: "Jangan kamu marah!" Lelaki itu mengulanginya lagi, tetapi beliau tetap menjawab: "Janganlah kamu marah." {HR. Bukhari: 6116}

Dari Abu Ya'la Syaddad ibn Aus ra., dari Rasulullah saw., beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan kalian berbuat baik dalam segala hal. Oleh karena itu, jika kamu membunuh atau menyembelih, maka jadilah sebaik-baik orang dalam menyembelih. Tajamkanlah pisau kalian supaya meringankan pada penyembelihannya." {HR. Muslim: 1955}

Dari Aisyah ra., ia berkata: "Apabila Rasulullah saw. disuruh untuk memilih dual hal, beliau pasti memilih yang lebih mudah, selama tidak berdosa. Seandainya yang mudah itu berdosa, beliau pasti menjahuinya. Dan Rasulullah saw. tidak pernah menuntut balas untuk dirinya, kecuali sesuatu yang diharamkan Allah dilanggarnya, maka beliau menuntuk balas karena Allah swt." Muttafaq alaih {HR. Bukhari: 3560 dan Muslim: 2327}

Dari ibnu Mas'ud ra., ia berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang orang yang diharamkan masuk neraka? Atau siapakah orang yang neraka diharamkan untuk membakarnya? Neraka diharamkan pada setiap orang yang mendekatkan diri kepada Allah, yang bersikap lemah-lembut, lunak dan suka mempermudah." {HR. At-Tirmidzi: 2488. Katanya, hadits ini hasan}

Atau Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Maukah kukabarkan kepada kalian tentang siapa yang diharamkan atas neraka? Yaitu setiap muslim yang dekat (dengan kaum mukminin), tenang, dan mudah (lembut akhlak dan sifatnya)." (HR. at-Tirmidzi dalam as-Sunan no. 2488. At-Tirmidzi berkata, “Hasanun gharib,” dan hadits ini dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)
 
Top