Manusia itu pasti akan berusaha untuk memiliki sebuah rumah, besar atau kecil. Yang penting bisa dipakai berteduh untuknya maupun untuk keluarnya, berjuang, memeras keringat, dan sebagian juga dari kampung datang ke kota untuk mencari rizki agar bisa membangun atau memiliki sebuah rumah,
Manusia yang tidak memiliki rumah pasti sangat menginginkan sebuah rumah. Begitupun juga Manusia yang sudah mempunyai rumah pasti ingin menambahnya lagi sampai menjadikannya sebuah kontrakan atau sebuah hotel. Begitulah keadaan sebagian dari manusia, manusia mempunyai keinginan yang tidak pernah berhenti. Kecuali tatkala ia mati..
Namun satu hal yang perlu kita ingat bahwa, “Sebaik apapun rumah yang kita dirikan, semegah apapun rumah yang kita miliki, sebesar apapun dan sepandai apapun kita membangun sebuah rumah, pasti akan datang suatu saat kita akan meninggalkannya. Dan itu sebuah kepastian dari Allah Azza wa Jalla.”
Mempunyai rumah indah dan nyaman adalah keinginan setiap manusia. Di dunia ini, untuk mempunyai rumah yang indah dan nyaman harus memeras keringat dahulu mencari uang, karena harganya yang mahal. Berbeda dengan membangun rumah di surga. Yang diperlukan adalah kekuatan untuk beramal shalih dan menahan hawa nafsu. Tentu rumah di surga jauh lebih indah dan nyaman, tak mungkin dapat digambarkan oleh pikiran kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan kepada umatnya tentang amalan-amalan yang apabila dilakukan oleh manusia karna Allah, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di surga. Yaitu:
1. Membangun masjid walaupun hanya sedikit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من بنى لله مسجداً، ولو كمفحص قطاةٍ أو أصغر بنى الله له بيتاً في الجنة .
"Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya sebesar sangkar burung atau lebih kecil dari itu, Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (HR Ibnu majah dari hadits Jabir, dan dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani).
2. Menjaga sholat sunnah 12 raka’at.
Dari Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga”.
Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib semenjak mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata: Maka saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah. ‘Amru bin Aus berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah. An-Nu’am bin Salim berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus.” (HR. Muslim no. 728)
Shalat 12 raka’at itu adalah: 4 rakaat sebelum dzuhur 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah ‘isya, 2 rakaat sebelum subuh, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat imam At-Tirmidzi dan An-Nasa’i
Dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
3. Menutup sela atau merapatkan shaf ketika hendak salat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Siapa yang menutup sela-sela barisan dalam shalat, maka Allah bangunkan rumah di surga dan angkat derajatnya.” (HR al-Muhaamili dalam amaalinya dan dishahihkan al-Albani dalm Silsilah ash-Shahihah no. 1892).
4. Membaca surat al ikhlash sepuluh kali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من قرأ (قل هو الله أحد) عشر مرات بنى الله له بيتاً في الجنة .
“Barangsiapa yang membaca “Qulhuwallahu ahad..” sepuluh kali, Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (HR Ahmad dari Mu’adz bin Anas dan dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani dalam shahih Jami’ no 6472). Subhanallah.. Yuck langsung kita amalakan..
5. Membaca do’a masuk pasar.
Dari ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَخَلَ السُّوق فَقَالَ : لا إِلَه إِلَّا اللَّه وَحْده لا شَرِيك لَهُ، لَهُ الْمُلْك وَلَهُ الْحَمْد، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيّ لا يَمُوت، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلّ شَيْء قَدِير، كَتَبَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ، وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ – وفي رواية: وبنى له بيتاً في الجنة –
“Barangsiapa yang masuk pasar kemudian membaca (zikir): “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiit, wa huwa hayyun laa ya yamuut, bi yadihil khoir, wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” [Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu]”, maka allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – dalam riwayat lain: dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga."
[HR at-Tirmidzi (no. 3428 dan 3429), Ibnu Majah (no. 2235), ad-Daarimi (no. 2692) dan al-Hakim (no. 1974) dari dua jalur yang saling menguatkan. Dinyatakan hasan oleh imam al-Mundziri (dinukil oleh al-mubarakfuri dalam kitab “’Aunul Ma’bud” 9/273) dan syaikh al-Albani dalam kitab “Shahihul jaami’” (no. 6231)].
6. Mengucapkan alhamdulillah atau istirja’ ketika terkena musibah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا مات ولد العبد، قال الله تعالى لملائكته: قبضتم ولد عبدي؟ فيقولون: نعم فيقول قبضتم ثمرة فؤاده؟ فيقولون نعم: فيقول: ماذا قال عبدي؟ فيقولون، حمدك واسترجع، فيقول الله تعالى: ابنوا لعبدي بيتاً في الجنة، وسموه بيت الحمد) (حسن ترمذي عن أبي موسى).
“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikatNya, “Kalian telah mencabut nyawa anak hambaku?” Mereka berkata, “Benar.” Allah berfirman, “kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?” Mereka menjawab, “Benar.” Allah berfirman, “Apa yang diucapkan oleh hambaku?” Mereka berkata, “Ia memujimu dan mengucapkan istirja’ (innaa lilaahi wa innaa ilaihi rooji’uun).” Allah berfirman, “Bangunkan untuk hambaku di surga, dan namai ia rumah pujian.” (HR At Tirmidzi 1021, dari Abu musa Al Asy’ari dan dihasankan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 814).
7. Meninggalkan perdebatan, Meninggalkan dusta walaupun ia sedang bergurau, Berakhlak baik,
Seseorang pernah memberi nasehat kepada anaknya dan berkata, “Wahai ananda. Tinggalkanlah mira’ (perdebatan) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia juga membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” (HR, Ad-Darimi: 309, al Baihaqi, Syu’abul Iman: 1897).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai, Rasulullah! Apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahîh)
Dari Abu Umamah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku akan menjamin sebuah rumah di tepi surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun dia yang benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan kedustaan walaupun dia sedang bergurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi siapa saja yang berakhlak baik.” (HR. Abu Daud no. 4800 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464)
8. Iman, islam, hijrah dan jihad.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أنا زعيم لمن آمن بي وأسلم وهاجر ببيت في ربض الجنة، وبيت في وسط الجنة، وبيت في أعلى غرف الجنة، وأنا زعيم لمن آمن بي وأسلم وجاهد في سبيل الله ببيت في ربض الجنة، وبيت في وسط الجنة، وبيت في أعلى غرف الجنة، فمن فعل ذلك لم يدع للخير مطلباً، ولا من الشر مهرباً، يموت حيث شاء أن يموت .
“Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surga, di tengah surga, dan surga yang paling tingggi. Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah surga dan di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, ia tidak membiarkan satupun kebaikan, dan lari dari semua keburukan, ia meninggal, di mana saja Dia kehendaki untuk meninggal.” (HR An Nasai, ibnu Hibban dan Al Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah).
Itu adalah amalan-amalan untuk membangun rumah di surga. Namun sebuah rumah butuh kamar-kamar dan kebun sehingga menjadi lebih sejuk dan nikmat dipandang mata. Adapun untuk membuat kamar-kamar yang istimewa, Rasulullah bersabda:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها فقال أبو مالك الأشعري لمن هي يا رسول الله قال هي لمن أطاب الكلام وأطعم الطعام وبات قائما والناس نيام
“Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar yang luarnya tampak dari dalam, dan dalamnya tampak dari luar.” Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Untuk siapa ia wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Untuk orang yang baik ucapannya, memberi makan dan shalat di waktu malam.” (HR Ath thabrani dan Al hakim, dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah).
Adapun untuk menanam pohon di surga, ia adalah dzikir kepada Allah sebagaimana dalam hadits:
لقيت إبراهيم عليه السلام ليلة أسري بي فقال يا محمد أقرىء أمتك مني السلام وأخبرهم أن الجنة طيبة التربة عذبة الماء وأنها قيعان وأن غراسها سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
“Aku bertemu dengan Ibrahim di malam isra mi’raj. Ia berkata kepadaku, “Hai Muhammad, sampaikan salamku untuk umatmu dan kabarkan kepada mereka bahwa surga itu tanahnya baik, airnya tawar, dan kini tanahnya masih kosong, dan tanamannya adalah subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallahu, wallahu akbar.” (HR At Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah).
Subhanallah! Rumah itu kini mempunyai kamar-kamar yang istimewa, dan kebun-kebun yang indah. Untuk inilah kita berlomba-lomba. Jadi No berapakah yang anda ingin amalkan..? Semuanya atau hanya yang mudah? Amalkanlah dan istiqomahlah..
Pada akhirnya, semua amalan itu akan menjadi susah dan sulit kita lakukan walaupun ia mudah. Jika Allah Azza wa Jalla tidak membimbing kita..