Sekarang telah kita ketahui, bahwa dunia sudah memperlihatkan keidahan dan kemewahan serta perhiasannya. Sehingga sebagian dari kita ingin memilikinya dengan menggunakan berbagai macam cara-caranya, sehingga amalan shalih kita pun menjadi taruhannya. naudzubillah summa naudzubillah..

Itulah yang sering kita lihat pada umat Islam saat ini, Kita gemar melakukan ibadah, namun semata-mata hanya kepentingan dunia. kita beramal, namun mengharapkan pujian manusia. Begitu pula kita juga gemar bangun di tengah malam untuk shalat tahajud, namun dengan tujuan untuk memperlancar rizki dan karir kita. Semua yang dilakukan memang suatu amalan yang baik. Tetapi niat didalam hati senyatanya tidak ikhlas karena Allah,

Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16)

Kita terkadang, yang membuat ter-motivasi untuk beribadah itu adalah dunia. Yaitu seperti yang diatas, ingin meraih kehidupan dunia yang mungkin sebentar lagi kita akan meninggalkannya. beribadah kepada-Nya dengan dua niat, mengharapkan dunia dan juga pahala..

An-Nasai meriwayatkan, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pernah ditanya, “Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan pahala sekaligus pujian? Apa yang dia peroleh? Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi pertanyaannya tiga kali, dan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pun bersabda, “Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Kemudia bersabda: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala tidak menerima suatu amalan melainkan yang dikhususkan untuknya dan untuk mengharap wajah-Nya.” (HR. An-Nasa'i 3140 dalam Al-Jihad dan HR. Abu Dawud 2516 dalam Al-Jihad)

Maka dari itu, percuma kita beramal shalih jika hanya tujuan kita dunia, Ingatlah.. Jadikanlah akhirat itu sebagai motivasi kita, kenapa? Karna dunia di mata Allah Azza wa Jalla itu sangatlah hina! Dunia dimata Allah lebih hina daripada bangkai keledai atau bangkai kambing, sebagamana disubutkan dalam Hadits.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhu, beliau bercerita bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar melalui sebagian jalan dari arah pemukiman, sementara orang-orang (para sahabat) menyertai beliau. Lalu beliau melewati bangkai seekor kambing yang telinganya cacat (berukuran kecil). Beliau pun mengambil kambing itu seraya memegang telinga nya. Kemudian beliau berkata, “Siapakah di antara kalian yang mau membelinya dengan harga satu dirham?”. Mereka menjawab, “Kami sama sekali tidak berminat untuk memilikinya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?”. Beliau kembali bertanya, “Atau mungkin kalian suka kalau ini gratis untuk kalian?”. Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya hidup pun maka binatang ini sudah cacat, karena telinganya kecil. Apalagi kambing itu sudah mati?” Beliau pun bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya dunia lebih hina di sisi Allah daripada bangkai ini di mata kalian.” (HR. Muslim 2957)

Subhanallah.. Betapa hinanya dunia ini dimata Allah, dan betapa amalan shalih itu mulia di mata Allah Azza wa Jalla. Maka jika kita menginginkan dari amalan shalih kita yang sangat mulia ini dengan sesuatu yang hina berupa kehidupan dunia, Allah tidak Ridha.. Maka amalan shalih yang paling berhak kita harapkan bukanlah dunia, tapi yang lebih mulia dari dunia ini yaitu surga-nya Allah Azza wa jalla.

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (hina, tidak bernilai di hadapannya)” (HR Ibnu Majah no. 4105, Ahmad 5/183, ad-Daarimi no. 229, Ibnu Hibban no. 680, dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani)

Subhanallah betapa mulianya orang beramal shalih yang megharapkan wajah Allah, betapa mulianya orang yang beramal shalih yang mengharapkan kehidupan akhirat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mengumpulkan kita kelak bersama mereka..
 
Top