Disalah satu sekolah, -tidak perlu saya sebutkan dan dimana nya-

Seorang guru bertanya kepada murid murid nya:
“Rukun Imam ada beeerapaaaaa, anak anak...?”
“Ada enam (6) bu Guru.” Jawab murid murid nya.
“Coba kamu sebutkan.” Pinta guru itu menunjuk kesalah satu muridnya.
“Satu....” Kata bu guru, untuk mendorong murid nya.
“Iman kepada Allah.” jawab murid nya.
“Dua...” Kata bu guru nya memberikan semangat.
“Iman kepada Malaikat.” jawab murid nya.
“Tiga...!” Kata bu Guru nya.
“Iman kepada Ibu Kita Kartini.” jawab murid nya.
Guru nya terkejut mendengar jawaban murid nya itu. “Ulangi lagi...” Kata bu guru nya.
“Iman kepada Ibu Kita Kartini.” jawab muridnya.
“Nak, bukan Iman kepada Ibu Kita Kartini, tapi Iman kepada Kitab Kitab Allah.” jelas bu Guru nya.

---oOo---

Kejadian beberapa waktu yang lalu. Siapa yang salah, anak nya? Guru nya? Atau orangtua nya? Tidak perlu mencari siapa yang salah yang jelas Faidah dari kisah itu :
  1. Jangan suka mengajarkan anak bernyanyi, apalagi berjoget dan semisalnya, tapi ajarkanlah anak itu mengaji, shalat, wudhu dll nya.
  2. Perhatikanlah pendidikan agama anak mu, Jangan menyerahkan pendidikan agama anak, ke guru bulat bulat 100% dengan anggapan guru itu bisa mengajarkan nya, lalu orangtua lepas tangan. Jangan seperti itu, karena bagaimana pun juga tanggung jawab pendidikan anak terutama agama adalah tanggung jawab orangtua.
Orangtualah -terutama suami- yang akan di hisab tentang anak nya karena dia adalah pemimpin rumah tangga nya. Maka dari itu tanyakan kepada anak mu ketika pulang sekolah atau diwaktu santai:
  1. Rukun Iman ada berapa?
  2. Apa saja? Coba sebutkan?
  3. Rukun Islam ada berapa?
  4. Apa saja? Coba sebutkan?
  5. Bagaimana mengucap dua kalimat syahadat.
  6. Siapa Tuhan mu, Apa Agama mu, Siapa Nabi mu?
  7. Apa itu shalat dan ada berapa shalat yang wajib di kerjakan?
Jika dia bisa menjawab nya dengan benar alhamdulillah, jika tidak maka ajarkan dia, terkadang anak di TPA itu yg ngaji ramai, guru sedikit, tidak bisa hanya mengajarkan anak anda saja, ada anak anak yang lain nya, yang juga harus diajarkan.

Begitu juga disekolah, terutama sekolah umum pelajaran agama nya waktu terbatas dan sedikit sekali. Maka jangan serahkan pendidikan agama anak anda ke orang lain, sesibuk apapun anda.

Lihat ulama yang besar ini, siapa yang tidak kenal, al-Imam al Mujadid Syaikhul Islam, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah. Saya rasa kita tahu siapa beliau, dan keduduk serta kesibukkan beliau, walaupun demikian sibuk dan padat nya beliau, beliau tetap memperhatikan pelajaran agama anak nya.

Syaikh Dr.Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan hafizhahullah bercerita: "Salah satu putri beliau menyebutkan bahwa ia pernah berselisih dengan sebagian saudara saudara nya pada sebagian urusan ibadah. Diantara nya ialah dalam perkara wudhu'.

Ia (putri syaikh ibnu baaz) berkata: "Lalu Syaikh (ayah) memerintahkan agar mendatangkan kitab Fiqih, lalu memerintahkan untuk membuka Bab Wudhu'. Kemudian kami membacakan nya kepada beliau dan beliau pun menjelaskan."

Kemudian beliau -Syaikh Ibnu Baaz- berkata: "Apakah kalian sudah paham -masalah wudhu-?" Mereka menjawab: "Ya". Maka Syaikh Ibnu Baaz memuji Allah Subhanahu wa ta'ala.

Syaikh as-Sadhan mengomentari kisah itu, kata beliau: "Maka seperti inilah seorang Alim, dia menjadi madrasah ditengah keluarga nya dan madrasah di masjidnya dan bersama para tetangga nya. Penuntut ilmu sepantasnya seperti ini dan supaya memberi manfaat kepada orang orang dengan ilmu yang telah Allah berikan kepada nya." (Akhlak dan Keutamaan Syaikh bin Baaz hal 94)

Inilah ulama, seorang alim, seorang ayah yang baik, sesibuk apapun beliau, beliau tetap mengajarkan anak nya agama, tidak menyerahkan kepada guru atau yang lain nya. Bagaimana dengan anda wahai para suami?

Kenapa tidak semangat belajar agama????
Dan bagaimana dengan anda wahai para isteri?

Penulis: Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny
 
Top