Shahih Ar-Rahiq Al-Makhtum Bag 4 - Bab 1 : Letak Geografis Jazirah Arab dan Sekilas Sejarah Bangsa Arab

BAB 1
LETAK GEOGRAFIS JAZIRAH ARAB DAN SEKILAS SEJARAH BANGSA ARAB

LETAK GEOGRAFIS JAZIRAH ARAB

Menurut Bahasa, kata Arab berarti padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanaman nya.
Secara geografis, Jazirah Arab berbatasan :

v  Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Merah dan Gunung Sinai.

v  Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Arab dan sebagian besar negeri Iraq Selatan.

v  Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arab.

v  Sebelah Utama berbatasan dengan Negeri Syam dan sebagian kecil dari negeri Iraq.

Jazirah Arab luasnya membentang antara 1 x 1,3 juta mil persegi. Dikelilingin gurun pasir di segala sudutnya. Inilah yang menjadi bentengnya, sehingga mereka hidup merdeka dan bebas dalam segala urusan sejak zaman dahulu. Jazirah arab terletak dibenua yang sudah dikenal sejak dahulu kala, yang mempertemukan dataran dan lautan. Sebelah barat lautnya merupakan pintu masuk ke Benua Afrika, sebelah timur lautnya merupakan pintu masuk ke Benua Eropa, dan sebelah timur merupakan pintu masuk bagi bangsa – bangsa non Arab, Timur Tengah dan Timur Dekat terus membentang ke India dan Cina. Sebelah utara dan selatan Jazirah Arab menjadi tempat berlabuhnya berbagai bangsa untuk saling tukar menukar perniagaan, peradaban, agama dan seni. Bangsa Arab hidup bertetangga dengan dua imperium besar saat itu yakni Romawi dan Persia.

SEKILAS SEJARAH BANGSA ARAB

Para sejarahwan membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian yaitu :

1. Arab Ba’idah yaitu kaum – kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit lagi, seperti kaum Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq, Umain, Jurhum, Hadhur, Wabar, Abil, Jasim, Hadramaut dan lain – lain nya.

2. Arab Aribah yaitu bangsa Arab yang berasal dari keturunan Yasyjub bin Ya’rub bin Qahthan. Suku bangsa Arab ini dikenal dengan sebutan Arab Qahthaniyah.

3. Arab Musta’ribah yaitu kaum – kaum Arab yang berasal dari keturunan Nabi Ismail yang kemudian disebut juga dengan Arab Adnaniyah.

Arab Aribah adalah bangsa Qahthan. Tempat asal usul nya adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberpa kabilah dan suku. Yang terkenal adalah dua kabilah yaitu :

1. Kabilah Himyar yang terdiri dari beberapa suku terkenal seperti Zaid Al-Jumhur, Qudha’ah dan Sakasik.

2. Kabilah Kahlan yang terdiri dari beberapa suku terkenal yaitu Hamadan, Anmar, Thayyi’, Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Azad, Aus, Khazraj dan anak keturunan Jafnah Raja Syam.

Akibat dari persaingan yang tidak sehat akhirnya kabilah Kahlan meninggalkan yaman dan berpencar beberapa tempat di Jazirah Arab.

Adapun Arab Musta’ribah adalah asal usulnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, nenek moyang mereka yang tertua adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam yang berasal dari negeri Iraq, dari sebuah daerah yang disebut Ar. Kota ini berada di pinggir barat Sungai Eufrat dan berdekatan dengan Kufah.

Nabi Ibrahim Alaihissalam hijrah dari Iraq ke Haran atau Harran, termasuk juga ke Palestina. Nabi Ibrahim Alaihissalam bersama isterinya yakni Sarah pernah bertemu dengan Fir’aun (gelar Raja Mesir). Sarah merupakan wanita yang tercantik. Maka Fir’aun itu hendak memasang siasat buruk terhadapnya. Namun Allah Subhanahu wa ta’ala menjaga Sarah dari kejahatan Fir’aun. Akhirnya raja yang zalim itu tahu bahwa Sarah merupakan wanita yang shaleh yang memiliki kedudukan tinggi disisi Allah. Karena itu, Raja Zalim tadi menghadiahkan kepada Sarah seorang wanita yakni Hajar. Akhirnya Sarah menikahkan Hajar dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Nabi Ibrahim kembali ke Palestina dan kemudian Allah menganugerahkan kepada beliau melalui Hajar seorang anak laki – laki yakni Ismail. Karena cemburu, maka Sarah memaksa Nabi Ibrahim untuk menjauhkan Hajar dan Ismail. Maka Nabi Ibrahim membawa keduanya ke Hijaz dan menempatkan mereka berdua disebuah lembah yang tidak ditumbuhi tanaman di Baitul Haram yang saat itu hanya berupa gundukan – gundukan tanah. Ketika Nabi Ibrahim pergi meninggalkan Hajar dan anaknya Ismail yang masih kecil, maka perasaan gundah gulana mulai menghayuti pikiran nya. Beliau menoleh kekanan dan kekiri, beliau meletakkan kantong berisi kurma dan geriba yang berisi air didekat Hajar dan ismail. Setelah itu beliau pergi ke Palestina. Setelah beberapa hari, maka persediaan air dan makanan Hajar dan Ismail habis, dengan rahmat dan karunia Allah munculah sumur zam – zam sehingga menjadi penghidupan bagi mereka berdua yang tidak pernah habis hingga sekarang.

Setelah beberapa waktu kemudian datanglah kabilah dari Yaman –Jurhum kedua- dan atas izin Hajar, mereka menetap di Mekkah. Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk menjengguk keluarganya, kunjungan beliau lakukan sebanyak empat kali :

1. Pada saat Allah Subhanahu wa ta’ala menguji Nabi Ibrahim untuk menyembelih Ismail, lewat sebuah mimpi. Sebagaimana yang diceritakan didalam al-Quran Surat ash-Shaffat ayat 103 - 107.

2. Pada saat Nabi Ismail belajar bahasa Arab dari kabilah Jurhum dan saat itu Hajar telah wafat. Nabi Ismail dinikahkan dengan salah seorang putri dari kabilah Jurhum. Lalu Nabi Ibrahim berkunjung kerumah Nabi Ismail dan bertanya tentang keadaan mereka. Maka isteri Ismail mengeluh karena kehidupan mereka sulit dan melarat. Lalu nabi Ibrahim mewasitkan kepada Isterinya, “Jika suami mu pulang, maka gantilah palang pintu rumah nya.” Sesampai dirumah, Ismail bertanya kepada isterinya. Dan isterinya menceritakan kejadian itu, lalu Ismail mengertilah maksud dari ucapan Nabi Ibrahim, lalu beliau menceraikan isterinya. Setelah itu beliau menikah dengan wanita lain yaitu putri Mudhadh bin Amru pemimpin dan pemuka kabila Jurhum.

3. Setelah perkanian Ismail yang kedua. Nabi Ibrahim datang dan bertanya lagi tentang keadaan mereka. Lalu isteri Ismail dan menceritakan keadaan mereka, bahwa keadaan mereka baik. Lalu Nabi Ibrahim kembali ke Palestina dan menitipkan wasiat kepada Ismail agar dia mempertahankan palang pintu rumahnya.

4. Pada saat pembangunan Ka’bah. Nabi Ibrahim bertemu dengan Ismail yang saat itu sedang meraut anak panahnya dibawah sebuah pohon didekat sumur zam – zam. Ketika ismail melihat ayahnya datang, beliau menyambutnya dengan suka dan duka, dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Mereka berdua sepakat untuk membangun ka’bah, meninggikan sendi – sendinya dan nabi Ibrahim memperkenankan manusia untuk berhaji sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada beliau.

Dari perkawinan Nabi Ismail dengan Putri Muadhadh bin Amru, maka beliau dikaruniai anak oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebanyak dua belas yang semuanya laki – laki yakni :

1. Nabat atau Nabayuth
2. Qaidar
3. Adba’il
4. Mibsyam
5. Misyma’
6. Duma
7. Misya
8. Hadad
9. Taima’
10. Yathur
11.  Nafis
12.  Qaiduman

Kedua belas anak ini menjadi kabilah dan semuanya menetap di Mekkah untuk sekian lama. Mata pencaharian utama mereka adalah berdagang dari negeri Yaman hingga ke negeri Syam dan Mesir. Selanjutnya mereka menyebar keberbagai penjuru Jazirah Arab kecuali Qaidar bin Ismail yang tetap tinggal di Mekkah dan membina keluarga disana hingga mendapatkan keturunan, Adnan dan anaknya yakni Ma’ad.

Ma’ad mempunyai anak yang bernama Nizar bin Ma’ad. Nizar ini mempunyai empat orang anak yang kemudian berkembang menjadi empat kabilah besar yakni

1. Iyad
2. Anmar
3. Rabi’ah
4. Mudhar

Dari keturunan Mudhar inilah nantinya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam di lahir.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

إنّ الله اصطفى من ولد إبرهيم إسـماعيل , واصطفى من ولد إسـماعيل بنى كنانة , واصطفى من بنى كنانة قريشا , واصطفى من قريش بنى هاشم , واصطفانى من بنى هاشم

“Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail dari anak Ibrahim, memilih Kinanah dari anak Ismail, memilih Quraisy dari Bani Kinanah, memilih Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.” [Shahih : Diriwayatkan Muslim 2/245 dan Tirmidzi 2/201]

Sumber:
Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Jambi, Sabtu : 28 April 2012
 
Top