Perintah menyebarluaskan ilmu

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرُوَ بْنِ العَاص، رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أنَّ النبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قََالَ :
بَلِّغُوا عَنِّي وَلََوْ آيَةً، وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ وَلاَ حَرَجَ، وَمَنْ كَذَبَ عَلََيَّ مُتََعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ .
رَوَاهُ البُخَارِيّ

Dari Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash Radhiyallahu ‘anhu. bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Sampaikan dariku walau hanya satu ayat, dan ceritakan tentang Bani Israil, kalian tidak berdosa, dan barangsiapa berbohong atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap mengambil tempat duduknya di neraka." {HR al-Bukhari, Hadits sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadits no. 3202; al-Tirmizi, hadits no. 2593; Ahmad, hadits no. 6189, 6198, 6302, 6594 dan 6711; al-Darimi, hadits no. 541}

Sampaikan kebenaran

وَعَنْ ابنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :
نَضَّرَ اللهُ امْرَءاً سَمِعَ مِنَّا شَيْئاً، فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ .
رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسنٌ صَحيحٌ

Dari Ibn Mas'ud Radhiyallahu ‘anhu. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Semoga Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang yang mendengarkan perkataan kami lalu ia menyampaikannya sebagaimana yang didengar. Dan betapa banyak orang yang telah disampaikan kepadanya suatu kabar lebih mengerti dan paham daripada orang yang mendengarnya langsung." {Hadits hasan sahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi, hadits no. 2581; dan Ibn Majah, hadits no. 228}

Pahala menyebarluaskan ilmu

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعدٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قََالَ لِعَلِيٍّ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :
فََوَ اللهِ ، لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرِ النَّعَمِ .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Sahl Ibn Sa'ad Radhiyallahu ‘anhu. bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda kepada Ali Radhiyallahu ‘anhu. : "Demi Allah, apabila Allah memberikan hidayah kepada seorang laki-laki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu lebih baik daripada engkau memiliki unta-unta merah." Muttafaq 'alaih {Hadits sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadits no. 2724, 2787, 3425 dan 3888; Muslim, hadits no. 4423; Abu Daud, hadits no. 3176; Ahmad, hadits no. 21755}

وَعَنْهُ، أَيضاً، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
مَنْ دَعَا إِلََى هُدىً كَانََ لََهُ مِنَ الَأجْرِ مِثلُ أُجُورِ مَنْ تََبِعَهُ ، لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئاً .
رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. pula bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikit pun." {HR Muslim, Hadits sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadits no. 4831; Abu Daud, hadits no. 3993; al-Tirmizi, hadits no. 2598; Ahmad, hadits no. 8795; al-Darimi, hadits no. 512}

Jangan menyembunyikan ilmu: dosa

وَعَنْ أََبِِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ تََعَلَّمَ عِلْماً مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلَا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضاً مِنَ الدُّنْيَا، لََمْ يَجِدْ عَرْفَ الجَنَّةِ يَوْمَ القِيَامَةِ .
رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بِإسْنَادٍ صَحِيْحٍ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. ia, berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu yang diharapkan mendapat keridhaan Allah 'Azzawajalla, tetapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk memperoleh bagian dari dunia, maka ia tidak akan mendapatkan aroma surga di hari kiamat." {HR Abu Daud (dengan sanad yang sahih) diriwayatkan oleh Abu Daud, hadits no. 3179; Ibn Majah, hadits no. 248; Ahmad, hadits no. 8103}

Ilmu yang bermanfaat akan menjadi sodaqoh jariah yang berterusan pahalanya

وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِذََا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقََةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لََهُ .
رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara: Sedekah jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak shalih yang mendoakan untuknya." {HR Muslim, Hadits sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadits no. 3084; Abu Daud, hadits no. 2494 dan 3073; al-Tirmizi, hadits no. 1297; al-Nasa’i, hadits no. 3591; Ahmad, hadits no. 8489; al-Darimi, hadits no. 558}

Gunakanlah metode penyampaian yang tepat, yaitu yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan

Arif dan bijaksana

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." {QS: An-Nahl [16] : 125}

عَنْ مُعَاوِيَةَ بنِ الحَكم السُّلَمِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ : بينما أَنا أصَلِّى مَع رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، إذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنْ القَوْمِ فَقُلتُ : يرْحَمُكَ اللَّه، فَرَمَانِي القَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ، فَقُلْتُ : وَا ثَكِلَ أُمَّيَاهُ، مَا شَأنُكُمْ تَنْظُرُونَ إليَّ ؟ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأيْدِيَهُم عَلَى أفْخَاذهم فلمَّا رَأيتُهم يُصَمِّتُونني لكني سَكَتًّ، فَلَمَّا صلى رَسُولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَبأَبِي هُوَ وأُمِّي، مَا رَأَيْتُ مُعَلِّماً قَبْله وَلا بَعْدَه أَحْسنَ تَعْلِيماً مِنْه، فَوَالله ما كَهَرنَي ولا ضَرَبَني وَلا شَتَمَني، قَالَ :
إِنَّ هَذِهِ الصَّلاةَ لا يَصْلُحُ فِيْهَا شَيءُ مِنْ كَلامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ والتَّكْبِيرُ، وقرَاءَةُ الْقُرآنِ.
أوْ كمَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . قلت : يَا رَسُولُ اللَّه، إني حَدِيْثُ عَهْدٍ بجَاهِلِيّةٍ، وَقَدْ جَاءَ الله بِالإِسْلامِ، وإِنَّ مِنَّا رِجَالاً يَأْتُونَ الْكُهَّانَ ؟ قَالَ :
فَلاَ تأْتهِمْ
قُلْتُ : وَمِنَّا رِجَالٌ يَتَطيَّرُونَ؟ قَالَ :
ذَاكَ شَيْء يَجِدُونَه فِي صُدُورِهِم، فَلا يَصُدَّنَّهُمْ .
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
الثُّكْلُ بضم الثاءِ المُثلثة : المُصِيبَةُ. وَالفَجِيْعَةُ: مَا كَهَرني أيْ مَا نَهَرَني .

Dari Mu'awiyah  Ibn al-Hakam al-Sulami Radhiyallahu ‘anhu. berkata: "Pada suatu ketika aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. tiba-tiba ada seorang dari kaum yang berjamaah itu bersin, lalu aku mengucapkan: Yarhamukallah.  Orang-orang pun melemparkan pandangan mereka padaku, lalu aku mengucapkan: Aduh bencana ibuku, mengapa kalian melihat padaku? Orang-orang itu selalu memukulkan tangan-tangan mereka pada paha-paha mereka. Setelah aku mengerti bahwa mereka itu menyuruh aku supaya berdiam lalu aku pun berdiam.

Selanjutnya setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. selesai mengerjakan shalat, maka aduhai ayah dan ibuku, belum pernah aku melihat seorang gurupun sebelum saat itu dan bahkan sesudah itu sekalipun yang lebih bagus cara mengajarnya dari Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. tersebut. Demi Allah, beliau tidak membentak-bentak padaku, tidak pula memukulku dan tidak pula mencaci maki padaku. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda:

Sesungguhnya shalat ini tidak patut di waktu mengerjakannya mengucapkan sesuatu dari ucapan manusia. Sesungguhnya shalat itu hanya berisi tasbih, takbir, serta bacaan al-Qur'an.

Atau seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku lalu berkata: Ya Rasulullah, aku ini baru saja keluar dari masa jahiliah, dan Allah telah memberiku Islam, dan di antara kami ada beberapa orang yang suka mendatangi dukun. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda:

Jangan engkau mendatangi mereka.

Aku berkata lagi: Di antara kami ada pula orang-orang yang melakukan tathayyur. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: Hal itu adalah sesuatu yang mereka dapatkan dalam hati mereka, maka tidak dapat menghalangi mereka. {HR. Muslim, (al-Tsuklu artinya: Musibah. Ma kaharani artinya: Tidak membentak-bentakku). Hadits sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadits no. 836; Abu Daud, hadits no. 795-796, 2856 dan 3410; al-Nasa’i, hadits no. 1203; Ahmad, hadits no. 22644, 22648 dan 22653; al-Darimi, hadits no. 1464}

Tidak terlalu lama

عَنْ أبِي الْيَقظَان عَمَّار بْنِ يَاسِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُول :
إنَّ طُوْلَ صَلاةِ الرَّجُلِ، وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ، مِئنَّةٌ مِنْ فِقهِهِ . فَأَطِيلُوا الصَّلاةَ، وَأَقْصِرُوا الخُطْبةَ .
رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
مِئنَّةٌ بميم مفتوحة، ثم همزة مكسورة، ثم نون مشددة، أيْ : علامة دَالَّةٌ على فِقْهِهِ.

Dari Abul Yaqdzhan, yaitu Ammar Ibn Yasir Radhiyallahu ‘anhu. berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan singkatnya dalam berkhutbah adalah tanda kepandaian orang itu dalam urusan keagamaan. Oleh sebab itu, maka panjangkanlah shalat dan pendekkanlah berkhutbah." {HR. Muslim, Hadits sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadits no. 1437; Ahmad, hadits no. 17598 dan 18132; al-Darimi, hadits no. 1511}

Ada jarak waktu

عَنْ أَبِي وَائِلٍ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ :
كَانَ ابْنُ مسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه يُذكِّرُنَا في كُل خَمِيسٍ مَرَّةً، فَقَالَ لهُ رَجُلٌ : يَا أَبَا عبْدِ الرَّحْمنِ لَوَدِدْتُ أَنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ. فقَالَ : أمَا إِنَّهُ يَمْنعَنِْي مِنْ ذلكَ أنِّي أكْرَهُ أنْ أُمِلَّكُمْ وَإِنِّي أتَخَوَّلُكُمْ بِالمَوْعِظَةِ، كَمـَا كَانَ رَسُولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ علَيْنَا .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
يَتَخَوَّلُنَا: يَتَعُهَّدُنا .

Dari Abu Wail, yaitu Syaqiq Ibn Salamah berkata: "Biasanya Ibn Mas'ud Radhiyallahu ‘anhu. mengingatkan kami sekali setiap hari Kamis. Kemudian ada seorang yang berkata padanya: Hai Abu Abdurrahman, aku akan lebih senang, jika engkau mengingatkan kami setiap hari. Ibn Mas'ud menjawab: Sebenarnya yang mencegah aku berbuat demikian ialah karena aku tidak ingin membuat kalian bosan. Sesungguhnya aku tidak akan sering menasihati kalian sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. dulu tidak sering menasihati kami karena hawatir kami bosan." Muttafaq 'alaih {Hadits sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadits no. 68; Muslim, hadits no. 5047 dan 5048; al-Tirmizi, hadits no. 2782; Ahmad, hadits no. 3400, 3836, 3854, 3973, 4008, 4177 dan 4207}

Dengan penjelasan yang berulang

عَنْ أنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه أنّ النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :
كانَ إِذَا تَكَلّم بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاثاً حَتَّى تُفْهَم عَنْهُ، وَإذَا أتَى عَلى قََوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاثاً .
رَوَاهُ البُخَارِيّ

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu. bercerita bahwa: "Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. berbicara, maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. mengulanginya tiga kali sehingga dapat dimengerti apa yang dibicarakannya itu. Dan apabila Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. itu datang pada suatu kaum, lalu memberikan salam kepada mereka, maka salam itu diucapkan sebanyak tiga kali."{HR. al-Bukhari, Hadits sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadits no. 93; al-Tirmizi, hadits no. 2647 dan 3573; Ahmad, hadits no. 12744 dan 12830}

عَنْ جَرير بن عبدِ الله رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ : قال لي رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في حجَّةِ الْوَدَاع :
اسْتَنْصِتِ النَّاسَ
ثُمَّ قََالَ :
لاَ تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّاراً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقََابَ بَعْضٍ .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Jarir Ibn Abdullah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda dalam haji wada': Mintalah orang-orang itu supaya mendengarkan baik-baik.

Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: Janganlah kalian kembali menjadi orang-orang kafir sepeninggalku nanti, sehingga kalian saling membunuh." Muttafaq 'alaih {Hadits sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadits no. 118; Muslim, hadits no. 98; al-Nasa’i, hadits no. 4062; Ibn Majah, hadits no. 3932; Ahmad, hadits no. 18376, 18420 dan 18458; al-Darimi, hadits no. 1840}

Dengan bahasa yang menyentuh

عَنْ أَبِي نَجِيحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَوْعِظَةً بَلِيْغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ، فقُلْنَا : يَا رَسُولَ الله كَأَنَهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا . قَالَ :
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللَّه، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌ، وَأَنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافاً كَثِيْرًا . فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلُفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ .
رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتْرمِذِي وَقََال حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
النَّواجِذُ بالذال المعجمة : الأَنْيَابُ، وَقِيلَ : الأَضْرَاسُ .

Dari Abu Najih al-'Irbadh Ibn Sariyah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. pernah memberikan wejangan kepada kita semua, yaitu suatu wejangan yang mengesankan sekali, hati dapat menjadi takut karenanya, matapun dapat bercucuran. Kita lalu berkata: Ya Rasulullah, seolah-olah itu adalah wejangan seseorang yang hendak bermohon diri. Oleh sebab itu, berilah wasiat kepada kita semua. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda:

Aku berpesan kepadamu semua, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, juga mendengar dan taat walaupun yang menjadi pemimpin itu seorang hamba sahaya dari Habasyah. Karena sesungguhnya, barangsiapa yang masih hidup panjang di antara kalian itu ia akan melihat banyak perselisihan. Maka dari itu hendaklah kalian berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah para Khalifah Arrasyidun yang memperoleh petunjuk; gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi taringmu. Jauhilah semua perkara-perkara yang diada-adakan, karena sesungguhnya segala sesuatu kebid'ahan itu adalah sesat." {HR Abu Daud dan al-Tirmizi. (al-Tirmizi berkata: Hadits ini hasan sahih) Hadits sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadits no. 3991; al-Tirmizi, hadits no. 2600; Ibn Majah, hadits no. 42-43; Ahmad, hadits no. 16519; dan al-Darimi, hadits no. 95}

وَعَنْ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةََ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ :
وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنهْا القُلُوب . وَذَرِفَتْ مِنْها العُيُونُ. . .
وَذَكَرَ الحَدِيثَ وَقَدْ سَبَقَ بِكَمَالِهِ في باب الأمْر بِاالمُحَافَظَةِ عَلَى السُّنَّة، وَ ذَكَرْنَا أنَّ
التِّرْمِذيَّ قال  : إنه حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Dari al-'Irbadh Ibn Sariyah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. pernah memberi kami nasihat sampai membuat hati kami takut dan semua mata mengalirkan air mata.

Lalu ia menyebutkan Hadits itu dan sudah lampau keterangan selengkapnya dalam bab Perintah memelihara sunnah, dan sudah kami sebutkan {HR al-Tirmizi (dan beliau menilai Hadits ini hasan sahih) Hadits sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadits no. 3991; al-Tirmizi, hadits no. 2600; Ibn Majah, hadits no. 42-43; Ahmad, hadits no. 16519; dan al-Darimi, hadits no. 95}

Sekali lagi: Jangan bertanya kepada yang bodoh

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بنِ العَاص رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :
إِنَّ اللهَ لَا يَقْْبِِضُ العِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتزِعُهُ مِنَ النَّاسِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقََبْضِ العُلََمَاءِِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِماً، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فََضَلُّوا وَأَضَلُّوا .
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash Radhiyallahu ‘anhu. yang berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari manusia secara langsung, akan tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, orang-orang mengangkat para pemimpin yang bodoh, maka ketika ditanya mereka menjawab tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan." Muttafaq 'alaih {Hadits sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadits no. 98, 6763 dan 2576; Muslim, hadits no. 4828 dan 4829; al-Tirmizi, hadits no. 2576; Ibn Majah, hadits no. 51; Ahmad, hadits no. 6222, 6498 dan 6602; al-Darimi, hadits no. 241}
 
Top