Hadits no 24

LELAKI TERBAIK ADALAH YANG BAIK KEPADA ISTERI DAN KELUARGANYA

Tanyakanlah kepada Isteri mu: "Wahai isteri ku... Apakah aku adalah orang baik terhadap diri mu...?"

Jika isteri mu, menjawab: "Iya, engkau adalah orang yang terbaik terhadap diri ku." Maka berbahagialah... sungguh engkau adalah orang yang baik dan terbaik... Karena Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda...

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا , وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Orang beriman yang paling sempurna iman nya adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.”
TAKHRIJ HADITS : HADITS HASAN SHAHIH.
Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan nya, Hadits no 1162. Dan beliau berkata : “Hadits Hasan Shahih.” Syaikh Al-Albani rahimahullah menyetujui hal tersebut dan berkata : “Hadits Hasan Shahih.” (Lihat, Shahih Sunan At-Tirmidzi 1/539-540)

Dalam riwayat lain,

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه سلم :
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ , وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِيْ

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik terhadap keluargaku”
TAKHRIJ HADITS : HADITS SHAHIH.
1. Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 3895. Dan beliau berkata: “Hadits ini Hasan Gharib.”

a. Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata: “Hadits Shahih.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/579)

2. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah didalam Sunan nya, hadits no 1977 dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu.

a. Syaikh Syu’aib al-Arna’uth hafizhahullah berkata : “Hadits Shahih Lighairihi.” (Takhrij Sunan Ibnu Majah 3/147-148)

3. Diriwayatkan juga oleh Imam Ibnu Hibban rahimahullah didalam Shahih nya, hadits no 4177.

a. Syaikh Syu’aib hafizhahullah berkata: “Sanad nya Shahih.” (Al-Ihsan fi Taqrib Shahih Ibnu Hibban 9/484)

b. Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata: “Shahih Lighairihi.” (Ta’liqat Al-Hisan Ala Shahih Ibnu Hibban 6/260-261)
FAIDAH HADITS :
1. Hadits ini memberikan faidah bahwa iman itu bertingkat – tingkat. Ada yang tinggi dan ada yang rendah.

2. Hadits ini juga memberikan faidah bahwa akhlak yang baik termasuk salah satu cabang keimanan.

3. Hadits ini juga memberikan faidah bahwa orang yang akhlaknya paling baik itu menandakan kesempurnaan iman nya. Begitu sebaliknya, orang yang akhlaknya paling jelek, itu menandakan lemah iman nya.

4. Hadits ini dalil tentang wajib bagi seorang suami untuk berbuat baik kepada isteri dan anak – anak nya. Serta mempergauli mereka dengan akhlak yang baik.

5. Hadits ini juga memberikan faidah bahwa orang yang paling baik adalah orang yang paling baik akhlak nya terhadap Isteri dan anak – anak nya. Begitu sebaliknya, orang yang paling buruk adalah orang yang paling buruk akhlak nya terhadap isteri dan anak – anak nya.

Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata: “Pada hadits ini terdapat peringatan bahwa orang yang paling tinggi kebaikannya tertinggi dan yang paling berhak untuk disifati dengan kebaikan adalah orang yang terbaik dalam bergaul dengan Istri nya. Karena istri adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan perlakuan baik, akhlak yang baik, perbuatan baik, pemberian manfaat dan perlindungan dari bahaya. Jika seorang suami bersikap seperti diatas, maka dia adalah orang yang terbaik. Namun jika keadaannya adalah sebaliknya, maka dia telah berada dalam keburukan.

Banyak orang yang terjatuh dalam kesalahan ini, engkau melihat seorang suami jika bertemu dengan istri nya maka ia adalah orang yang paling buruk akhlaknya, paling bakhil (pelit), dan yang paling sedikit kebaikannya terhadap isteri dan keluarganya. Namun jika ia bertemu dengan orang lain, (teman - teman nya), maka ia akan bersikap lemah lembut, berakhlak baik, tidak bakhil (pelit), dan banyak kebaikan yang dilakukannya (terhadap mereka). Maka tidak diragukan lagi, barangsiapa yang demikian kondisiny,a maka ia telah terhalang dari taufik (petunjuk) Allah dan telah menyimpang dari jalan yang lurus. Kita memohon keselamatan kepada Allah.” (Dinukil secara bebas dari kitab Nailul Authar karya Imam asy-Syaukani rahimahullah)
 
Top