Subhanallahu (Mahasuci Allah)! Pada setiap penemuan ilmiah, pasti kita akan mendapatkan bahwa sinyal-sinyal Qur’ani atau Nabawi telah menunjukkannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada para Shahabat beliau radhiyallahu ‘anhum agar mempraktekkan jalan kaki seperti ini (tanpa alas kaki).

Dari Tabi'in yang Mulia Abdullah bin Buraidah rahimahullah, “Ada seorang sahabat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam yang melakukan perjalanan jauh untuk menjumpai sahabat Fadhalah bin Ubaid yang ada di Mesir. Tatkala berjumpa dengannya ia berkata, ‘Maksud kedatanganku ke sini bukanlah sekedar mengunjungimu. Akan tetapi aku dan engkau telah mendengar sebuah hadits dari Nabi shallallahu'alaihi wa sallam. Aku berharap engkau memiliki ilmu tentang hadits tersebut.’ Fadhalah berkata, ‘Hadits apa itu?’ Dia menjawab, ‘Hadits yang begini dan begini.’

Setelah itu selesai maka beliau berkata kepada Fadhalah, ‘Mengapa engkau terlihat berpakaian lusuh padahal engkau pemimpin sebuah wilayah?’

Fadhalah menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wassallam melarang kita untuk banyak berpenampilan mewah’.

Beliau bertanya lagi, ‘Mengapa engkau terlihat tidak memakai alas kaki?’

Fadhalah menjawab, ‘Dahulu Nabi shallallahu'alaihi wa sallam pernah memerintahkan kita untuk berjalan tanpa alas kaki sesekali waktu’”. (HR. Abu Dawud, Ahmad, al-Baihaqi dalam “Syu’abul Iman”, dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam “as-Shahihah” no.502, “Shahih Abi Dawud” no.4160).[1]

Pada penelitian ilmiah modern, terlihat jelas bahwa sebagian besar dari mereka yang menderita sakit pada kedua kaki mereka, adalah disebabkan karena mereka selalu memakai sepatu. Oleh karena pengobatan yang ideal adalah berjalan tanpa menggunakan alas kaki, selama seperempat jam setiap hari. Para peneliti mengatakan bahwa berjalan dengan cara seperti ini di atas rumput atau kayu atau tanah, merangsang pembuluh darah, dan menjaga bentuk alami kaki serta menguatkan otot-otot betis dan menenangkan sistem saraf.

Namun, tahukah Anda manfaat dari berjalan tanpa alas kaki? Berikut berbagai manfaat dari jalan tanpa alas kaki:
1. Melancarkan Aliran Darah
Daerah telapak kaki terdapat banyak pembuluh darah yang merupakan tempat berbaliknya aliran darah. Efek pijatan ringan pada telapak kaki yang menekan langsung pada lantai atau rumput dapat memperlancar aliran darah di sekitar kaki.
2. Membantu Relaksasi
Berdasarkan sebuah penelitian diketahui bahwa berjalan tanpa alas kaki di atas rumput mampu mengurangi stres dan kelelahan mental. Sensasi pijatan ringan dan rangsangan sentuhan pada telapak kaki mampu merelakskan otot dan syaraf.
3. Mengurangi Resiko Kaki Bau
Kondisi permukaan kaki yang jarang terbuka karena tertutup oleh sepatu dapat menyebabkan timbulnya bau kaki. Permukaan kaki yang terbuka mampu mengurangi kelembaban kaki akibat keringat.
4. Membantu Menjaga Kaki Lebih Sehat
Kelembaban kaki yang berlebihan bila disertai dengan sel-sel kulit mati maka akan menjadi tempat yang cocok untuk perkembangbiakan bakteri dan jamur.
5. Memperluas Ruang Gerak Otot dan Sendi Kaki
Jari kaki dan engkel akan bergerak lebih leluasa jika berjalan tanpa alas kaki. Penggunaan sepatu sehari-hari dapat membatasi gerak otot kaki, sehingga kaki terasa tidak nyaman.
6. Merangsang Fungsi Syaraf Keseimbangan
Berjalan tanpa alas kaki membantu merangsang syaraf keseimbangan pada telapak kaki yang dapat meningkatkan kewaspadaan, keseimbangan dan ketangkasan gerak.
7. Membantu Tidur Nyenyak
Efek pijatan pada telapak kaki mampu membantu relaksasi. Alhasil, orang akan tidur dengan pulas. Kebiasaan iniu juga dapat membantu orang yang susah tidur (insomnia).

Meskipun mempunyai banyak manfaat, namun tidak disarankan untuk berjalan tanpa alas kaki dalam waktu yang lama. Cukup 30 menit saja berjalan tanpa alas kaki. Selain itu perhatikan pula keamanan tempat Anda berjalan. Jangan sampai kegiatan ini malah melukai kaki Anda

Wallahu a'lam bishawab..
[1] Al-'Allaamah Al-Qori rahimahullah berkata, “Kita berjalan tanpa alas kaki sesekali waktu. Maksudnya: Berjalan tanpa sepatu atau sandal dalam rangka tawadhu' dan menundukkan hawa nafsu serta memberikan kenyamanan kaki saat berjalan ketika hal itu dibutuhkan. Oleh karena itu diberi batasan 'Sesekali waktu.' Maksudnya: Kadang-kadang.” [lihat: Mirqatul Mafatih, (7/2827)]

Asy-Syaikh Ibnu 'Ustaimin rahimahullah berkata, “Memakai sandal termasuk sunnah dan tidak memakainya (sesekali) juga termasuk sunnah. Oleh karena itu Nabi shallallahu'alaihi wa sallam melarang kita untuk sering berpenampilan mewah dan memerintahkan kita untuk berjalan tanpa alas kaki kadang-kadang.

Dan termasuk sunnah memakai sandal, tidak ada masalah. Akan tetapi sekali-kali seseorang berjalan di hadapan orang-orang tanpa alas kaki. Untuk menunjukkan inilah sunnah, yang dilecehkan oleh sebagian orang, ketika melihat ada orang lain berjalan tanpa alas kaki. Mereka mengatakan, 'Apa ini. Ini kuno dan kampungan'.

Sungguh anggapan ini sangat keliru, karena Nabi shallallahu'alaihi wa sallam melarang untuk terlalu sering berpenampilan mewah dan memerintahkan untuk berjalan tanpa alas kaki sekali-kali.” [lihat: Syarhu Riyadhis Shalihin, (6/387)]

Beberapa Pelajaran‬:
  1. Anjuran hidup sederhana dan tidak bermewah-mewah.
  2. Anjuran berjalan tanpa alas kaki sesekali. Namun tidak boleh bagi wanita memperlihatkan kakinya kepada selain mahramnya.
  3. Keteladanan sahabat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dalam menuntut ilmu hingga melakukan perjalanan jauh dan saling berdiskusi.
  4. Keteladanan sahabat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam sebagai pemimpin yang tetap hidup sederhana dan terus menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya.
  5. Keteladanan sahabat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dalam meneladani sunnah-sunnah beliau.
 
Top