HADITS PALSU (MAUDHU') TENTANG KEUTAMAAN I'TIKAF SECARA KHUSUS
MATAN HADITS :

رُوِيَ عَنْ عَلِي بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ اِعْتَكَفَ عَشْرًا فِي رَمَضَانَ كَانَ كُحَجَّتَيْنِ وَعُمْرَتَيْنِ

Diriwayatkan dari Ali bin Husain dari ayahnya Radhiyallahu ‘anhum, ia berkata. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. bersabda : "Barang siapa yang beri’tikaf pada sepuluh hari di bulan Ramadan, maka (pahalanya) seperti haji dua kali dan umrah dua kali”
HADITS PALSU (MAUDHU')
Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi rahimahullah didalam Al-Jami' li Syu'abul Iman hadits no 3680. Dan beliau berkata : Sanad nya Lemah (Dhaif). [Lihat Al-Jami' li Syu'abul Iman juz 5 hal 436]

Sanad ini jatuh dikarena penyakit sanad. Dalam sanad nya terdapat rawi (periwayat hadits) yang bernama MUHAMMAD BIN ZADZAN, Dia adalah orang yang hadits nya tidak dipakai (Matruk).

Syaikh Al-Albani rahimahullah menilai hadits ini Maudhu' (Palsu)
[Silahkan baca takhrij nya didalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah juz 2 hal 10, hadits no 518]

Hadits Tentang Keutamaan I'tikaf Secara Khusus Tidak ada yang Shahih.

قال أبوداود : قلت لأحمد رحمة الله : " تعرف في فضل الاعتكاف شيئا ؟" قال : لا , إلا شيئا ضعيفا

Imam Abu Dawud bertanya kepada Imam Ahmad rahimahullah, "Apakah engkau mengetahui (hadits) tentang keutamaan I'tikaf?" Ia (Imam Ahmad) menjawab, "Tidak, selain hadits yang dha'if (lemah)." [Fiqih Sunnah hal 315]
 
Top